Mengenal Teknologi Pembelajaran Daring Ditengah Pandemi Covid-19

JOMBANG – Dalam Kondisi dan situasi wabah pandmic covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corana menjalankan aktifitas Online atau Daring (Dalam Jaringan) tidak bisa terelakan lagi, termasuk juga dalam hal pendidikan dan layanan publik / pemerintahan.

Banyak sekali aplikasi / software yang bisa dimanfaatkan, dalam bidang pendidikan, ada aplikasi yang (1) siap pakai/langsung digunakan dan sudah terdapat kontennya dan ke yang (2) ada software / aplikasi pembalajaran yang di create dan di custume sendiri oleh lembaga/sekolah. Dan yang ke (3) Siap pakai dengan cukup membuat akun.

Untuk model yang pertama / siap pakai dan sudah ada konten pembalajarannya seperti ruangguru, kelaspintar.id; quipper, zenius, edmodo dan sejenisnya, nah yang model seperti ini pengguna cukup registrasi akun dan mengikuti kelas matapelajaran tersebut, umumnya model seperti ini dibuat oleh perusahaan dan bersifat komersil, namun dalam kondisi seperti sekarang ini beberapa perusahaan tersebut menggratiskan aksesnya.

Untuk model ke-2 dengan menggunakan software e-learning / pembelajaran online, yang di create / di custume sendiri. Software untuk membuat pembelajaran online disebut software LMS – (Learning manajemen system), contohnya seperti Moodle, Atutor, ILIAS dan lainnya. Umumnya software tersebut gratis dan sudah berbasis web.  pengguna atau petugas cukup install di server , Nah, untuk membuat software pembelajarannya, sekolah perlu investasi server, jika online di internet ya perlu domain dan hosting, kemudian diinstall diserver hosting/web sekolah/kampus, lantas dikonfigurasinya, nah, mengkonfigurasi ini yang perlu keahlian khusus, kelebihannya sekolah mempunyai platform pembelajaran sendiri.

Model yang ke-3 ini cukup menggunakan dan membuat kelas pembejaran, seperti Google Classrom miliknya Google, pengguna cukup mempunyai akun google kemudian mengakses google clasroom dan membuat kelas dan ini cukup simple.
Selain model tersebut ada juga pembelajaran online/daring yang sifatnya tatap muka, bisa melihat satu sama lain, seperti tele-vidioconferece, live streaming, yakni bisa menggunakan software zoom, WebeX. Nah, model ini antara guru dan murid mesti janjian diwaktu yang sama untuk melakukan pembelajaran bersama, meskipun dilain tempat. Cukup bermodal internet sudah deh bisa memulai kelas bersama, gurupun bisa menampilkan slide, dan realtime. Namun model seperti ini tentu boros kuota data, kasiankan, apalagi di indonesia internet termasuk masih relatif mahal.
Terkait mana yang lebih baik, kalau untuk siswa dan sekolah cocok menggunakan google clasroom, mudah dan efisien. Namun kalau lebi ingin canggih pakai LMS Sendiri, dengan Moodle namun butuh investasi.

Kalau untuk kebutuhan kantor dan pekerjaan , bisa menggunakan Google Meet, Microsoft team, kedua software ini bisa tele-video conferensi, live streaming secara bersamaan , berbagi dan berkolabarasi bersama. Cocok untuk menggelar rapat bersama namun dalam lain tempat atau dari rumah masing-masing. software tersebut juga bisa digunakan untuk sekolah/guru jika ingin mengajar langsung, live streaming seperti halnya WebeX, atau Zoom.

Kuncinya bukan canggihnya aplikasi atau platform namun seberapa mudah pengguna itu nyaman dan mampu menggunakan. (Mohamad Ali Murtadho, Dosen Sistem Informasi Fak. Sains dan Teknologi Unipdu Jombang)

Jika dirasa hal-hal tersebut masih sulit diterapkan, pengguna bisa menggunakan teknologi yang dia familiar, jadi kuncinya bukan canggihnya aplikasi atau platform namun seberapa mudah pengguna itu nyaman dan mampu menggunakan. kalau aplikasinya terlalu canggih, namun penggunanya kesulitasn menggunakan tentu pembelajaran tidak berjalan . jika guru merasakan sulit menggunakan teknologi pendidikan diatas bisa menggunakan media Web, Blog, Media sosial untuk pembelajaran, bahkan menggunakan WhatsApp  sekalipun bisa digunakan untuk pembelajaran, tinggal model dan caranya . … Bersambung.

Ditulis Oleh : Mohamad Ali Murtadho, S.Kom., M.Kom – Dosen Sistem Informasi Unipdu Jombang